top of page
historyagent

Belanda Depok: Antara Keunikan dan Terlupakan

Oleh: Laila

Tugu Chastelein yang saat ini berada di depan Rumah Sakit Harapan Depok, tugu ini menjadi saksi bisu peran Cornelis Chastelein dalm mendirikan kota Depok (Sumber: Pikiran Rakyat)

Penjajahan Belanda di Indonesia meninggalkan berbagai warisan. Namun, seringkali orang lupa akan keberadaan warisan yang masih hidup dan bernapas di balik bayang-bayang gedung apartemen di Depok, daerah dekat ibukota DKI Jakarta. Warisan ini dikenal dengan Kaum Depok atau dengan sebutan yang lebih sering dikenal yaitu Belanda Depok.


Menurut F. M. Nugraha dan A. Sunjayadi dalam artikel berjudul The Transformation of Cultural Values in Depok Society in West Java, Belanda Depok adalah sebutan bagi keturunan dari orang-orang Indonesia yang dibeli oleh Cornelis Chastelein, seorang pegawai VOC yang membeli lahan di Depok, sebagai budak.


Budak-budak ini dikristenisasi (Protestan) dan diberikan nama marga layaknya orang Belanda serta diperlakukan seperti orang Belanda dimana mereka mendapatkan pendidikan yang setara dengan orang Belanda, berbicara dengan Bahasa Belanda, dan mengadopsi kehidupan Belanda.


Sebelum menemui ajalnya, Chastelein sempat meninggalkan surat wasiat pada tanggal 13 Maret 1714 untuk para budaknya. Dalam isi surat tersebut, ia menyerahkan wilayah Depok kepada mereka dan menjadi pemilik lahan.


Setelah Menjadi Tuan sekaligus pewaris

Stasiun Depok sekitar Masa Kolonial Hindia Belanda. Stasiun ini dahulu ramai oleh orang Belanda Depok yang punya aktivitas penting di Batavia (Sumber: Buku Depok Tempo Doeloe)

Sebutan Belanda Depok ini sendiri sebenarnya merupakan sebuah ejekan dari masyarakat sekitar karena keturunan dari mantan budak Chastelein ini naik kereta ke Batavia untuk bersekolah yang akhirnya melekat bertahun-tahun di mata masyarakat Depok.


Bahkan Setelah Indonesia merdeka menurut Wenri Wanhar dalam bukunya yang berjudul Gedoran Depok: Revolusi Sosial di Tepi Jakarta 1945-1955 (2011), Belanda Depok mengalami perlakuan diskriminatif karena dianggap tidak mendukung kemerdekaan Indonesia dan kaki tangan Belanda, walaupun telah lama tidak terikat lagi dengan Belanda.


Puncaknya, pada peristiwa Gedoran Depok pada tanggal 11 Oktober 1945, banyak dari Belanda Depok yang dibunuh, diculik, dan dijarah. Peristiwa ini meninggalkan kenangan buruk bagi Belanda Depok.


Sampai saat ini, ada 11 marga Belanda Depok yang diketahui, yaitu: Laurens, Leander, Jonathans, Soedira, Bacan, Isakh, Samuel, Jacob, Joseph, Loen, dan Tholense. Sebetulnya, ada 1 marga lagi yaitu Zadokh, tetapi, saat ini marga Zadokh telah habis karena tidak adanya anak laki-laki yang meneruskan marga Zadokh.


Ferdy, salah satu keturunan Belanda Depok, mengatakan bahwa setidaknya, keturunan dari Belanda Depok ini berjumlah kurang lebih mencapai angka tiga ribu orang. Saat ini, setidaknya ada 3000 orang keturunan yang ada, tetapi keturunan-keturunan ini sudah tidak dapat berbahasa Belanda dan banyak dari mereka yang tidak mengenal asal usulnya.


84 views0 comments

Recent Posts

See All

Коментарі


bottom of page