Oleh: Dion
Kerajaan Siam (Sekarang Thailand) dengan Nusantara memiliki kedekatan khusus bahkan pada masa pemerintahan Raja Mongkut (1851-1848) diceritakan mengadopsi pertunjukan seni Panji dari Nusantara. Kedekatan tersebut berlanjut masa pemerintahan Raja Chulangkorn / Rama V dengan kunjungan kenegaraannya yang pertama ke Hindia Belanda sekitar tahun 1871.
Menurut sejarawan Didi Kwartanda, kunjungan tersebut menghebohkan masyarakat Jawa karena sebagai negeri jajahan Belanda saat itu membuat masyarakat terkejut karena mendapat kunjungan dari sebuah negeri kawasan Asia yang bebas dari kolonialisme Eropa.
Jalannya Kunjungan
Dalam buku Kesusasteraan Melayu Tionghoa dan Kebangsaan Indonesia Jilid I (2000) pada bait pertama disebutkan:’’Barulah ada zaman sekarang, Raja Siam datang di tanah seberang untuk memberitakan kunjungan perdana dari Raja Chulalongkorn. ”Rombongan raja yang datang dari Singapura ke Batavia dan Pemerintah Hindia Belanda meminta sambutannya diberikan dari muara".
Jelang kedatangannya kapal-kapal militer disiapkan sejak dari perairan Pulau Onrust untuk menyambut kedatagan beliau dan kapal uap Ciliwung yang mengantar para pejabat menyambut raja di Pelabuhan Sunda Kelapa dan disambut dengan tiga kali dentuman meriam sebagai bentuk penghormatan.
Bahkan semua anak buah kapal memberikan sambutan penghormatan sesuai perintah Residen Batavia, termasuk dengan pengibaran ragam bendera bagi seluruh kapal di pesisir pelabuhan. Rumah pejabat juga mengibarkan bendera untuk menyambut Raja Siam.
Sambutan juga datang dari para pejabat dengan iringan serdadu dan prajurit berkuda ramai menyambut kedatangan Raja Chulalongkorn yang diikuti juga oleh masyarakat Betawi dan warga Tionghoa untuk menyambut kunjugan tersebut dengan meriam.
Para pejabat dan prajurit dari Stasiun Senen menyambut dengan iringan tambur dan musik militer dengan barisan berderet sepanjang jalan pada pukul 06.00. Bahkan setiap rumah dan gedung memasang Bendera Siam yang berdampingan dengan Bendera Belanda yang sekaligus menjadi awal hubungan diplomatik antara Siam dengan Hindia Belanda.
Meriam kembali ditembakan ke udaraketika beliau tiba di Batavia, bahkan Trem dari Kramat ke jurusan Kota juga diminta berhenti beroperasi. Beliau tiba di Batavia pada Senin tanggal 27 Maret 1871 yang disambut dengan gapura.
Rombongan raja menggunakan cawat panung yakni celana khas Siam dilengkapi kaus kaki yang dikenakan sampai ke lutut dan penutup kepala mereka mengenakan topi khas negeri Siam.
Aktifitas beliau selama di Batavia adalah menaiki trem keliling Batavia, mengunjungi aneka tangsi militer, mengunjungi rumah piatu di dekat Pasar Baru, mengunjungi aneka pabrik, mengunjungi Kebun Binatang Cikini, mengunjungi penjara, rumah sakit Tionghoa dan bertemu dengan Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Pieter Mijer.
Setelah mengunjungi Batavia ia melanjutkan perjalanan ke Kota Semarang melalui jalur laut. Kunjungan ke Jawa inilah yang menjadi inspirasi modernisasi pertanian, perkebunan dan jalur kereta api di Thailand bahkan patung gajah yang berada di Museum Nasional, Jakarta merupakan hadiah dari Raja Chulalongkorn saat kunjugan ke Batavia.
Comments