Oleh: Dion
Ho Chi Mihn lahir di Kiem Lien, Indochina Prancis (Sekarang Vietnam, Laos, dan Kamboja) pada 19 Mei tahun 1890 yang merupakan anak dari seorang guru yang memperoleh gelar dari ujian Kekaisaran Dinasti Nguyen. Masa kecil beliau banyak dihabiskan bersama ayahnya yang bernama Nguyen Sinh Sac.
Ketertarikan pada politik terjadi sekitar tahun 1917 ketika beliau tinggal di Prancis selama 6 tahun dan bergabung dengan kelompok nasionalis Vietnam yang menentang kolonialisme Prancis di Indochina saat itu. Ketika di Prancis, Beliau senang menulis artikel atau pidato mengenai pentingnya keberadaan Bolshevisme di Asia dan membujuk para sosialis Prancis agar bergabung dengan gerakan Komunis Bolshevik Vladimir Lenin.
Tulisan ini kemudian menarik perhatian Dimitry Manuilsky yang menjabat sebagai kepala Komunis Internasional (Communist International). Manuilsky kemudian menjamin perjalanan beliau ke Moskow, Uni Soviet pada tahun 1923 dan selama di sana beliau bekerja sebagai pegawai Komunis Internasional.
Sekitar Mei tahun 1929 beliau beserta pengikutnya mendirikan Partai Komunis Indochina (Indochinese Communist Party) di Hong Kong yang kemudian terbagi secara terpisah menjadi Partai Komunis Vietnam yang dipimpin oleh beliau, Partai Rakyat Revolusioner Lao (Laos), dan Partai Komunis Kampuchea (Kamboja).
Kembali dan Berjuang di Tanah Air
Beliau kembali ke Vietnam sekitartahun 1941 untuk memimpin pergerakan kemerdekaan Viet Minh melawan Jepang yang saat itu menduduki Indochina setelah Prancis menyerah kepada Jerman Nazi sejak 22 Juni 1940. Viet Minh dengan dukungan persenjataan dari negara-negara Sekutu menggunakan sistem perang gerilya berkekuatan sekitar 10.000 orang untuk melawan Jepang.
Pergerakan Viet Minh berlanjut hingga Perang Indochina I (1946-1954) untuk melawan Prancis yang ingin menguasai kembali Vietnam. Saat itu pada 14 Agustus tahun 1945 Viet Minh dibawah pimpinan beliau melancarkan aksi revolusi yang dinamakan Revolusi Agustus yang akan memberikan kemerdekaan bagi Vietnam.
Pada tanggal 2 September di tahun yang sama beliau mendeklarasikan berdirinya Republik Demokratik Vietnam, tetapi pernyataan tersebut tidak diakui oleh Sekutu khususnya Prancis. Perang Indochina lalu berakhir dengan kemenangan Viet Minh dan berujung pada Konferensi Jenewa pada 26 April-20 Juli 1954.
Konferensi memutuskan Vietnam dibagi menjadi 2 bagian utara menjadi Republik Demokratik Vietnam yang mana beliau kemudian menjadi presidennya dan bagian selatan di perintah oleh pemerintahan boneka Prancis Bao Dai yang kemudian berubah menjadi Republik Vietnam di bawah pimpinan Ngo Dinh Diem.
Meski demikan bagi beliau kemerdekaan Vietnam belum 100% karena masih adanya bagian Vietnam yang berada di bawah kolonialisme Prancis lalu Amerika Serikat. Ditambah rezim Ngo Dinh Diem dinilai sangat represif terhadap rakyatnya sendiri baik para oposisi maupun yang dianggap musuh yaitu golongan Buddha.
Beberapa bekas gerilyawan Vietminh yang masih ada di selatan kemudian mendirikan gerakan baru bernama Front Pembebasan Nasional Vietnam Selatan atau lebih dikenal dengan nama Vietcong pada 20 Desember 1960. Gerakan Viet Cong didiukung oleh infiltrasi militer Vietnam Utara ke Vietnam Selatan lewat jalur rahasia di perbatasan antara Laos dan Vietnam.
Sementara Amerika Serikat mulai memiliki kepentingan tertentu di Vietnam, mulai dari aktif mengirimkan bantuan untuk militer Vietnam Selatan sejak 1954, hingga berujung intervensi Amerika Serikat terhadap pembunuhan Ngo Dinh Diem yang dianggap kurang becus memerintah lewat kudeta 1-2 November 1963.
Perang Indochina II atau Perang Vietnam mulai jadi perang terbuka sejak terjadinya insiden antara Angkatan Laut Vietnam dan Angkatan Laut Amerika Serikat di teluk Tonkin pada 2 Agust 1964. Meski di usia yang sudah mulai renta, beliau siap memimpin negaranya melawan negara adidaya tersebut.
Perannya dalam perang Vietnam dikisahkan oleh Cheng Guan Ang & Ann Cheng Guan dalam The Vietnam War From Other Side (2002), beliau bertempur dengan para petinggi Partai Komunis Vietnam (Vietnam Communist Party) dua tahun setelah militer AS melancarkan serangan udara pada 2 Maret 1965.
Beliau juga memerintahkan Viet Cong untuk melakukan Serangan Tet pada 30 Januari 1968 yang memaksa Washington untuk mengelar pertemuan di Hanoi, Vietnam untuk mengakhiri perang di Vietnam.
Pada tanggal 2 September tahun 1969 beliau meninggal dunia akibat gagal jantung pada pukul 09.47 di Hanoi. Pemerintah Vietnam akhirnya menetapkan masa berkabung sejak tanggal 4 sampai dengan 11 September 1969.
Atas jasanya mengusir penjajah di Vietnam namanya lalu disematkan pada ibukota Vietnam Selatan yaitu Saigon yang berhasil direbut Vietnam Utara pada 30 April 1975 menjadi Ho Chi Minh City hingga saat ini.
Comments