Dari Luar Negeri Untuk Negeri Ini
- historyagent
- Jul 20, 2020
- 3 min read
Oleh: Fakhri

Penulisan sejarah di Indonesia tidak hanya ditulis oleh sejarawan dalam negeri. Melainkan juga ditulis oleh sejarawan asing. Mereka turut memberikan sentuhan bagi historiografi di Indonesia melalui karya-karya besarnya.
Para sejarawan asing tersebut menjadikan Indonesia sebagai objek penelitiannya. Pada awal-awal perkembangan sejarah di Indonesia, mereka melihat banyak sekali objek penelitian di Indonesia yang belum terungkap. Berikut sejarawan-sejarawan asing tersebut:
Peter Carey

Sejarawan kelahiran Rangoon, Myanmar pada 30 April 1948 ini memiliki minat yang tinggi terhadap Pangeran Diponegoro. Menurut artikel karya Hans David Tampubolon berjudul Peter Carey: Fascination over Diponegoro di The Jakarta Post pada 26 Mei 2014 alasan
mengapa beliau sangat minat terhadap tokoh Perang Jawa tersebut terungkap
Minatnya tersebut timbul sejak kecil, tatkala beliau bersekolah di Inggris dan guru tersebut memberikan materi tentang Perang Jawa dan tokoh Diponegoro. Dari sinilah rasa penasaran itu muncul untuk menggali lebih dalam mengenai Diponegoro.
Penelurusan terkait sosok Diponegoro dilakukannya selama 40 tahun. Dari penelurusannya menghasilkan beberapa karya penting terkait Diponegoro salah satunya buku berjudul Kuasa Ramalan: Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan Lama Jawa, 1785-1855 yang terbit tahun 2012 dan menjadi guru besar Oxford dan Universitas Indonesia.
Pada ulang tahun ke 70 di tahun 2019, beliau dipersembahkan buku berjudul Urip Iku Urub: Untaian Persembahan 70 tahun Peter Carey yang berisi perjalanan hidupnya dan tulisan peneliti muda tentang Diponegoro.
Merle Calvin Ricklefs

Beliau lahir pada 17 Juli 1943. Dilansir dari website Kemendikbud RI, sejarawan penerima gelar doctor dari Cornell University ini fokus pada sejarah Indonesia khususnya mengenai Jawa.
Gelar doktor diperolehnya dari Universitas Cornell, dan kemudian memimpin Program Kajian Ketimuran dan Afrika, Universitas Monash, mengajar di Program Kajian Timur Tengah dan Asia Universitas London, Universitas Nasional Australia (ANU), Universitas Melbourne, dan Universitas Nasional Singapura (NUS).
Objek utama penelitiannya adalah mengenai sejarah kerajaan-kerajaan Islam di Jawa dan pengaruhnya pada kerajaan-kerajaan lain di Nusantara. Beliau banyak mengungkap aspek pergulatan masyarakat Jawa dalam menghadapi perubahan budaya pada masa 1600 hingga kini akibat masuknya pengaruh kebudayaan Islam dan Barat.
Beberapa karya besarnya yang masih menjadi rujukan antara lain: Sejarah Indonesia Modern: 1200-2008, Mengislamkan Jawa, dan Yogyakarta di bawah Sultan Mangkubumi, 1749-1792: Sejarah pembagian Jawa sekitar 1980.
Karena dari keseriusannya menekuni sejarah Indonesia, beliau diberi gelar Profesor dari Australian National University dan University of Melbourne. Sayangnya beliau meninggal pada 29 Desember 2019 akibat penyakit kanker.
Adrian Vickers

Dilansir dari situs Ensyclopedia.com, ahli sejarah budaya ini lahir di New South Wales sekitar tahun1958. Dalam biodata yang tertulis pada salah satu bukunya, Vickers memperoleh gelar doctor dari Universitas Sidney pada tahun 1987 dengan disertasi terkait kebudayaan Bali.
Guru besar sejarah Asia Tenggara Universitas Sidney ini banyak menulis dengan tema-tema budaya di Asia Tenggara khususnya Indonesia. Beberapa karyanya yang berpengaruh dalam sejarah Indonesia adalah Bali: A Paradise Created (1989), A History of Modern Indonesia (2005)
George McTurnan Kahin

Sejarawan dan akademisi politik Amerika Serikat (AS) ini lahir pada 25 Januari 1918. Kahin adalah salah satu ahli terkemuka dalam studi Asia Tenggara. Dilansir dari website resmi Cornell University, beliau banyak menaruh perhatian pada sejarah Indonesia.
Sejak menjadi anggota staf pengajar di Universitas Cornell. Di sana, ia juga menjadi direktur Program Asia Tenggara dan mendirikan Proyek Indonesia Modern Cornell. Pada tahun 1991, Menteri Luar Negeri Indonesia, Ali Alatas, memberikan Bintang Jasa Pratama untuk karyanya sebagai "Pelopor dan pendahulu studi Indonesia di AS".
Sanyangnya beliau meninggal pada 29 Januari 2000, tetapi sebelum itu beliau telah melahirkan salah satu karya besarnya Nasionalisme dan Revolusi Indonesia sekitar tahun 1952 yang kemudian diproduksi lagi pada 2013 oleh Komunitas Bambu.
Takashi Shiraishi

Sejarawan dari negeri matahari terbit ini lahir pada sekitar tahun1950. Mengutip dari website resmi Kyoto University, tempat beliau bekerja, beliau merupakan lulusan jurusan hubungan internasional Tokyo University sekitar tahun1972.
Sekitar tahun1986, beliau meraih gelar Ph.D. bidang sejarah dari Cornell University AS. 4 tahun kemudian, beliau meluncurkan buku berjudul Zaman Bergerak: Radikalisme Rakyat di Jawa 1912—1926. Karena perhatiannya terhadap sejarah Indonesia, beliau mendapat penghargaan Bintang Jasa utama dari Pemerintah Republik Indonesia sekitar tahun 2017.
Comments