top of page
historyagent

Elemen Budaya dan Filosofi Dalam Ketupat

Oleh: Dion

Ilustrasi Ketupat yang siap dimakan bersama lauk lebaran khas Idulfitri lainnya (Sumber: Cara Membuat ID)

Ketupat merupakan hidangan yang selalu ada setiap perayaan Hari Raya Idul Fitri bagi umat Islam di Indonesia, tapi tau gak dari mana asal mula makanan berbahan dasar beras yang dibungkus daun janur ini?


Menurut Fadly Rahman dalam buku Jejak Rasa Nusantara: Sejarah Makanan Indonesia (2016), ketupat muali dibudayakan oleh Sunan Kalijaga melalui tradisi Bakda Lebaran dan Bakda Kupat. Kedua acara tersebut dirintis dan dirayakan selama dia berdakwah di Demak sekitar abad ke -15


Acara Bakda Lebaran dan Bakda Kupat merupakan bagian rangkaian dari hari raya Idulfitri yang dilakukan dengan cara berdoa dan silaturahmi akan tetapi kedua acara tersebut dirayakan di waktu yang berbeda. Bakda Lebaran dirayakan pada hari pertama Idulfitri, sedangkan Bakda Kupat dirayakan sepekan pasca Idulfitri.


Sebenarnya kedua acara ini berakar dari kebudayaan pra-Islam yaitu, sekitar periode Hindu-Buddha dan pada akhirnya keduanya di adaptasi menjadi tradisi Islam di Jawa oleh Sunan Kalijaga selain wayang kulit dan beduk.


Sebagian besar orang –orang pada acara tersebut, membuat makanan olahan beras dan memasukannya ke anyaman persegi empat berbentuk wajik yang terbuat dari janur muda serta mengukusnya yang kemudian dikeringkan dan akhirnya diberi nama Kupat atau Ketupat.


Ketupat dalam simbol dan filosofi

Ilustrasi Ketupat sebelum dimasak yang bentuknya masih hijau segar (Sumber: Kastara.id)

Makanan ini kemudian dibagikan ke kerabat dekat sebagai simbol kebersamaan dan saling berbagai, tapi seiring berjalammya waktu tradisi ini tidak hanya ada dalam masyarakat Jawa saja tapi sampe ke negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam.


Makna Filosofi ketupat sendiri adalah simbol permohonan maaf dan berkah yang dekat dengan Lebaran itu sendiri. Secara rincinya Beras sebagai isinya melambangakan nafsu dalam dalam diri manusia, sedangkan Janur yang merupakan singkatan dari jati ning nur menurut bahasa Jawa yang berarti hati nurani.


Kesimpulannya ialah bahwa ketupat adalah wujud dari kebaikan manusia terhadap manusia lain, tetapi secara bersamaan pula manusia harus memendam nafsu atau tindakan negatif yang terus ada di dalam hati manusia

16 views0 comments

Recent Posts

See All

Hozzászólások


bottom of page