Oleh: Fakhri
Dengan gaya khasnya, Putra Sang Fajar yaitu Presiden Soekarno memberi pidato penutup pada konferensi ilmu pengetahuan nasional Indonesia pertama di Malang pada tahun 1958 Secara garis besar beliau ingin integrasi antara cita-cita Revolusi Indonesia dengan ilmu pengetahuan.
Menurut salah satu proklamator kemerdekaan Indonesia tersebut, dalam proses menuju sebuah revolusi banyak yang lupa membawa ilmu pengetahuan di dalamnya.
“Saudara-saudara, pengalaman daripada revolusi kita tiga belas tahun ini membawa kita ke dalam satu kesimpulan, bahwa sampai sekarang, kurang kita membawa ilmu pengetahuan itu ke dalam usaha revolusi kita, artinya di dalam usaha untuk menyelenggarakan apa yang hendak dicapai dengan revolusi kita, yaitu tujuan akhir suatu masyarakat yang adil dan makmur”, ucap Soekarno ketika menyampaikan amanat dalam sidang penutup Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional Pertama.
Dari penggalan pidatonya tersebut, dapat diketahui bahwa Soekarno ingin dan yakin bahwa ilmu pengetahuan berguna bagi terwujudnya masyarakat adil dan makmur sesuai cita-cita bangsa.
Menurut sejarawan Vivek Neelakantan, dalam bukunya yang berjudul Memelihara Jiwa Raga Bangsa: Ilmu Pengetahuan, Kesehatan Masyarakat, dan Pembangunan Indonesia di Era Soekarno (2019) bagi Soekarno penguasaan ilmu pengetahuan oleh segenap bangsa memberikan hasil yang menjanjikan.
Maksudnya seperti pengembangan keterampilan teknis yang merupakan elemen penting dalam mencapai kemandirian ekonomi Indonesia berdiri di atas kaki sendiri dan dapat membantu berdikari di bidang pangan.
Memang, dengan semangat membangun kembali bangsa, gagasan berdikari atau berdiri di atas kaki sendiri digaungkan untuk memantik semangat rakyat dengan gotong royong membangun bangsa.
Pada titik inilah ilmu pengetahuan dikaitkan dengan pembangunan. Tambah Vivek, dalam pandangan Soekarno, ilmu pengetahuan adalah alat untuk mempresentasikan keyakinan politiknya yang didasarkan pada rasionalitas dan dalam praktiknya harus bekerja untuk kepentingan rakyat lewat kebijakan negara.
Dalam perjalanannya, ilmu pengetahuan memiliki peran strategis dan menjadi komponen penting pembangunan bangsa. Vivek mengatakan bahwa selama era Soekarno, ilmu terapan dan ilmu yang berorientasi pada masalah, seperti nutrisi, yang secara strategis berkaitan dengan visi nasionalis untuk mencapai kemandirian negara dalam bidang ekonomi, mewarnai wajah pemikiran ilmiah Indonesia
Comments