Lewat Tanda Semua Bisa Membaca
- historyagent
- Jul 4, 2020
- 2 min read
Oleh: Tiwul

Jika seseorang hendak menekuni Al-Qur’an, maka ada satu pelajaran yang harus dan wajib ditekuni, yaitu tajwid atau cara membaca yang tepat agar tidak salah mengartikannya.
Ilmu tajwid sendiri merupakan pengembangan dari ilmu nahwu yang awalnya muncul berkat kiprah seorang tabi’in (Sahabat dari sahabat atau orang yang masuk islam tapi belum pernah bertemu Rasulullah SAW) Ab al-Aswad al-Duali, atau biasa dipanggil Al-Dua’li.
Penyebab terbentuknya Ilmu Nahwu
Dalam proses pencetusannya, Al-Dua'li dibantu oleh Khalifah Ali bin Abi Thalib yang berkuasa sekitar 656-661 Masehi. Khalifah Ali pada saat itu melihat berbagai masalah dalam pembacaannya Al-Quran di kalangan umat Islam saat itu.
Penyebabnya Al-Quran tertulis saat itu mengacu pada peninggalan mushhaf penginggalan Khalifah sebelumnya Utsman bin Affan (Berkusa sekitar 644-656 masehi) yang huruf-huruf arabnya tidak menyertakan tanda baca, alasannya saat itu para penganut Islam masih terpusat di sekitar Jazirah Arab.

Sehingga tulisan mushaf tentu menyesuaikan dengan bahasa dan dialek penduduk sekitar Jazirah Arab. Ketika penyebaran agama Islam makin luas dan makin banyak penganutnya di luar jazirah Arab (Irak, Persia, Suriah, Palestina), tulisan mushaf tersebut tidak dipahami ataupun berbeda dengan dialek serta bahasa di sana.
Akibatnya jika dibiarkan akan terjadi salah membaca yang efeknya berujung pada salah memaknai ayat, karena dalam bahasa Arab meski susunan hurufnya sama intonasi saja bisa berbeda arti.
Ilmu Nahwu Ad-Du'ali
Karena masalah itulah Ad-Du'ali membuat Ilmu Nahwu yang awalnya dengan memberi tanda baca di setiap huruf dalam ayat-ayat Al-Quran. Seperti Fathah, Kasroh, dan Domah; ditulis dengan titik satu di atas, dan Nun mati atau sukun tanpa diberi tanda apapun.
Fondasi yang dirintisnya, dikembangkan lagi oleh kedua muridnya, Nashr ibnu Asyim Al-Laitsi, dan Yahya ibnu Ya’mur Al-Udwan Al-Laitsi antara tahun 685-705 atas permintaan salah satu gubernur di Irak. Kedua muridnya menerapkan bunyi dari huruf Arab yang sama bentuknya (seperti ba dan ta).

Berkat Ilmu Nahwu Ad-Dua'li dalam membantu agar Al-Quran dapat dibaca oleh bangsa di luar Jazirah Arab menjadi awal mulai disusunnya tata bahasa tulisan Arab, karena saat itu masyarakat Jazirah Arab lebih menerapkan bahasa Arab dalam lisan dibandingkan tulisan.
Selain itu tidak hanya semakin jauhnya penyebaran ajaran Islam dan wajib dipelajari ketika hendak mendalami Al-Quran, tetapi juga semakin dikenalnya bahasa Arab sehingga kemudian dianggap sebagai bagian dari enam bahasa resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Comments