Perang Sino-India: Tarung Dua Adidaya Populasi Manusia
- historyagent
- Jul 9, 2020
- 2 min read
Oleh: Dion

Konflik Tiongkok–India saat ini menjadi berita hangat di berbagai media seluruh dunia. Kedua raksasa Asia ini sedang memanas akibat perebutan wilayah Lembah Galwan di dekat Pegunungan Himalaya yang merupakan batas wilayah Tiongkok dan India.
Memanasnya kedua raksasa ini bukan pertama kalinya. Sekitar tahun 1962 kedua negara dengan populasi manusia terbanyak di dunia ini sempat bertikai hebat, padahal sebelumnya
hubungan keduanya terjalin erat lewat Konferensi Asia-Afrika sekitar 1954.
Berawal dari Aksi Saling Klaim
Pertikaian kedua negara ini dimulai ketika kedua negara saling mengklaim wilayah. India mengklaim wilayah Aksai Chin miliknya yang didasarkan atas garis Mc Mahon yang ditetapkan saat penjajahan Inggris atas wilayah India sebelumnya.

Tapi sekitar tahun 1959, Tiongkok menolak klaim India yang sudah ditentukan atas garis tersebut. Perdana Menteri Tiongkok Zhou Enlai mengklaim berdasarkan Land Actual Control ( LAC) atau Garis Kontrol Aktual yang terbentang sepanjang 4.056 Kilometer. Klaim Tiongkokini memicu pertikaian antara Cina dan India.
Menurut James Barnard Calvin dalam tulisannya yang berjudul China and India Border War (1962) dikatakan bahwa persiapan Tiongkok bukan “kaleng-kaleng”, tentara Tiongkok di perbatasan berjumlah 80.000 sementara tentara India hanya 12.000 personel.
Meletusnya Perang
Peperangan antara Tiongkok dan India dimulai pada 20 Oktober 1962 tepatnya pada pagi hari ketika Tiongkok menyerang dari kedua front: di timur melalui Sungai Nam Chu dan di barat melalui Aksai Chin yang diikuti serangan tiga tentara Tiongkok terhadap Tentara India di Sungai Nam Chu yang berdekatan dengan perbatasan kedua negara tersebut.
Dalam waktu dua hari, Tiongkok semakin mendominasi garis pertempuran yang membuat India semakin terdesak hingga pasukannya terpukul mundur, sehingga kemudian meminta bantuan Presiden Amerika Serikat (AS), John, F Kennedy untuk meminta bantuan militer berupa 12 skuadron pesawat Tempur.

Namun, permintaan India gagal karena Kennedy menolak permintaan tersebut dan AS hanya menyediakan kapal Induk USS kity Hawk dari Teluk Benggala. Meski begitu, AS akan bertindak jika Tiongkok keluar dari zona yang dipersengketakan untuk menginvasi India.
Tidak sampai di situ, setelah Amerika Serikat lalu Inggris juga menolak memberi bantuan militer untuk India, Jawaharlal Nehru Perdana Menteri India saat itu akhirnya memintan bantuan militer dari Uni Soviet.
Uni Soviet yang saat itu tengah bersitegang dengan Tiongkok sejak 1956 mengirim bantuan berupa 12 jet tempur MiG-21. Namun, bantuan tersebut terlambat datang dan Tiongkok akhirnya berhasil menguasai Aksai Chin dan pada 19 November 1962.
Akhir Peperangan
Perang yang berlangsung selama 1 bulan ini menimbulkan korban sebanyak 1.300 tentara India tewas, 1.600 hilang, 1000 terluka dan 4000 lainnya ditawan. Sementara korban dari tentara Tiongkok jumlah korban tewas berjumlah 12.000 dan 1000 lainnya luka-luka.
Akhir dari perang ini terjadi ketika Perdana Menteri Tiongkok saat itu Zhou Enlai mulai memerintahkan tentara Tiongkok untuk menghentikan tembakan dan memulai perundingan gencatan senjata.

Zhou Enai saat itu mengatakan bahwa mulai 21 November 1962, pasukan terdepan Tiongkok akan menghentikan tembak-menembak di sepanjang perbatasan India-Tiongkok. Mulai 1 Desember 1962, pasukan terdepan Tiongkok akan mundur ke posisi 20 kilometer di belakang Land Actual Control atau LAC (Garis Demarkasi antara India dan Tiongkok).
Dari pernyataan tersebut akhirnya perang berakhir dan Tiongkok memenangkan peperangan ini dan berhasil merebut Aksai Chin berdasarkan Land Actual Control pada 21 November 1962, meskipun india masih menganggap wilayh yang sudah diambil itu adalah miliknya.
Comments