top of page
historyagent

Tatkala Beruang Merah Putar Arah

Oleh: Dion

Potret pelaut Uni Soviet dan Amerika Serikat tengah merayakan hari kemenangan atas Jepang di pangkalan Alaska pada 15 Agustus (Sumber: US Navy Archives)

Selama ini kita berpikir kalo Jepang akhirnya menyerah dan kalah dalam Perang Dunia II hanya karena bom atom yang dijatuhkan Amerika Serikat di Hiroshima dan Nagasaki seolah Buku-buku sejarah Perang Dunia II yang selama ini kita baca pun hanya memperbesar peran Amerika Serikat dalam mengalahkan Jepang.


Padahal ternyata Uni Soviet juag punya peran dalam mengalahkan Jepang meskipun di pengujung akhir Perang Dunia II.


Konferensi Yalta dan Postdam: Permulaan Langkah Soviet


Peran Uni Soviet ini diungkap dalam buku karya P.K Ojong yang berjudul Perang Pasifik. Tepatnya ketika Uni Soviet mengikuti konferensi negara-negara blok sekutu di Yalta

pada 4-11 Februari 1945 yang dihadiri Pemimpin Uni Soviet Josef Stalin, lalu Presiden Amerika Serikat Franklin D. Roosevelt, dan Perdana Menteri Inggris Winston Churchill.


Konferensi tersebut membahas mengenai kondisi Eropa pasca berakhirnya perang dan juga merundingkan startegi jitu untuk mengalahkan Jepang. Dalam Konferensi tersebut pula Uni Soviet menyatakan kemungkinan siap jika harus terjun ke front Asia Pasifik melawan Jepang, tapi diutamakan untuk mengalahkan Jerman Nazi dulu.


Selain itu Uni Soviet dan Jepang masih dalam Pakta Netralitas sejak 13 April 1941. Hal itu dilatarbelakangi oleh prediksi Uni Soviet bahwa Jerman menjadi ancaman utama setelah menduduki sebagian besar Eropa dan kemungkinan Uni Soviet jadi target berikutnya. Sehingga Uni Soviet memutuskan untuk memusatkan kekuatannya di barat.

Potret para pemimpin negara-negara Blok Sekutu (Sedang duduk) saat Konferensi Yalta. Uni Soviet memberi sinyal siap terjun untuk melawan Jepang (Sumber: Atlantic Council.org)

Untuk menjaga-jaga agar diserang dari belakang, Uni Soviet mulai melunakan hubungan dengan Jepang karena sebelumnya sempat saling berperang di Khalkin Gol sekitar Mei-September 1939 yang akhirnya berujung Pakta Netralitas tersebut


Setelah Jerman Nazi menyerah pada resmi 25 Mei 1945, Uni Soviet mulai benar-benar menyatakan berminat untuk terjun ke front Asia-Pasifik dengan imbalan tertentu saat Konferensi Potsdam. Di antaranya pengembalian Kepulauan Kuril, Pulau Sakhalin bagian selatan dan Manchuria yang dikuasai oleh Jepang setelah Perang Jepang-Rusia 1904-1905.


Stalin juga memerlukan perlengkapan militer lewat perjanjian Pinjam-Sewa dari Amerika Serikat. Karena untuk mendatangkan langsung dari industri maupun kedudukan militer Uni Soviet di bagian barat memerlukan waktu dan biaya yang tidak sedikit.


Jalannya Perang


Akhirnya pada 8 Agustus 1945 Menteri Luar Negeri Uni Soviet Vyacheslav Mikhailovich Molotov memberi tahu duta besar Jepang Naotake Sato bahwa Uni Soviet menyatakan perang terhadap Jepang pada pukul 23.00 waktu Trans Baikal, Uni Soviet.


Diawali dengan menginvasi Manchuria pada 9 Agustus 1945 bertepatan dengan dijatuhkannya bom atom kedua di kota Nagasaki, Jepang. Dalam Serangan ini, Uni Soviet mengerahkan 1.577.225 personel tentara, 5.556 tank dan 5.368 pesawat tempur.


Uni Soviet juga dibantu militer Mongolia Komunis untuk melawan tentara Kwantung Jepang yang berjumlah 993.000 personel yang menduduki Manchuria dari tiga Front: Timur, Utara dan Barat.

Potret para pelaut Uni Soviet tengah berpose di Porth Arthur sebuah pelabuhan di wilayah Manchuria. Port Arthur sebelumnya di kuasai Jepang setelah Perang Rusia-Jepang pada 1904-1905 (Sumber: Sputnik)

Akhirnya pada 20 Agustus 1945 militer Uni Soviet berhasil menduduki Mukden, ibukota Manchuria hanya dalam waktu 2 hari ,dan akhinya 52.000 tentara Jepang yang masih hidup rela menyerah kepada militer Uni Soviet.


Secara bersamaan merebut Soviet juga berhasil merebut Kepulauan Kuril dan Sakhalin bagian selatan dalam beberapa operasi amfibi yang dimulai sejak 11 Agustus 1945. Keberhasilan tersebut membuat Jepang khawatir jika pulau Hokkaido yang letaknya dekat dengan Kepulauan Kuril akan jadi target berikutnya.


Akhirnya Jepang memutuskan menyerah pada 15 Agustus 1945 lewat pidato Kaisar hirohito yang disiarkan langsung melalui radio. Meski demikian pasukan Uni Soviet masih bergerak hingga 252 Agustus 1945.


Operasi militer ini memakan jumlah korban jiwa dari pihak Uni Soviet 9.780 jiwa dan dari pihak Jepang berjumlah 21.389 jiwa.

12 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


Commenting has been turned off.
bottom of page